Sunayaneyecare –Penyakit Parkinson, yang selama ini dikenal sebagai penyakit degeneratif pada usia lanjut, kini semakin banyak ditemukan pada usia muda. Menurut dr. Rizka Ibonita, Sp.N, spesialis neurologi dari RS Pusat Otak Nasional, gaya hidup tidak sehat menjadi pemicu utama munculnya gejala Parkinson pada usia muda.
🧠 Apa Itu Parkinson?
Parkinson adalah gangguan neurodegeneratif yang menyerang sistem saraf pusat, khususnya bagian otak yang mengendalikan gerakan tubuh. Penyakit ini menyebabkan penurunan produksi dopamin, neurotransmitter yang penting untuk koordinasi gerakan. Gejala utama meliputi tremor, kekakuan otot, gerakan lambat (bradikinesia), dan gangguan keseimbangan.
⚠️ Gaya Hidup Tak Sehat sebagai Pemicu
Dr. Rizka menjelaskan bahwa beberapa kebiasaan buruk dapat mempercepat penurunan fungsi otak dan produksi dopamin, sehingga meningkatkan risiko Parkinson pada usia muda. Kebiasaan tersebut antara lain:
-
Sering begadang
-
Konsumsi alkohol berlebihan
-
Penggunaan narkotika
-
Cedera kepala
Kombinasi dari faktor-faktor ini dapat menyebabkan kerusakan pada sistem saraf dan memicu gejala Parkinson lebih awal dari biasanya.
🧬 Faktor Risiko Lain
Selain gaya hidup, faktor genetik dan lingkungan juga berperan dalam peningkatan risiko Parkinson pada usia muda. Paparan zat kimia industri dan riwayat keluarga dengan Parkinson dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengembangkan penyakit ini.
🛡️ Pencegahan dan Gaya Hidup Sehat
Untuk mengurangi risiko Parkinson pada usia muda, dr. Rizka menyarankan:
-
Menghindari konsumsi alkohol dan narkotika
-
Tidur cukup dan teratur
-
Rutin berolahraga minimal 180 menit per minggu
-
Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang
-
Mengelola stres dengan baik
Dengan menerapkan gaya hidup sehat, risiko terkena Parkinson pada usia muda dapat diminimalkan.
🔍 Kesimpulan
Tren meningkatnya kasus Parkinson pada usia muda menjadi peringatan akan pentingnya menjaga gaya hidup sehat. Deteksi dini dan perubahan pola hidup dapat membantu mencegah atau memperlambat perkembangan penyakit ini.
Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat membaca artikel lengkap di Kompas Health